Kreatifitas, Alternatif Peningkatan Devisa Negara

14-03-2016 / KOMISI X

Berkurangnya anggaran beasiswa berdampak langsung pada kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di Kampus yang juga ikut menurun. Padahal di sisi lain mahasiswa juga perlu untuk dilatih hal-hal yang bukan saja menyangkut soal kecerdasannya, tapi juga sense of social, sense of politic, serta sense terhadap peningkatan kwalitas dirinya yang juga harus tinggi, dan tidak cukup hanya dengan mengandalkan informasi dari para dosen semata.  Segala urusan yang berkaitan dengan pemberian beasiswa dan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, seharusnya tidak mengalami pengurangan.

 

“Dalam era perkembangan global, unsur kreatifitas  dapat meningkatkan sektor pendapatan negara. Sumber daya alam kita saat ini semakin berkurang, oleh karena itu harus diimbangi dengan kreatifitas yang didukung oleh sumber daya manusianya yang bagus. SDM inilah yang bisa mengganti SDA yang semakin lama semakin surut. Termasuk di perguruan tinggi kita, inovasi dan kreatifitas mahasiswa harus didorong untuk menutupi sumber daya alam yang semakin menipis itu,” ujar Mujib Rohmat, anggota Tim Kunker Spesifik Komisi X DPR ke Surabaya, Jawa Timur, Jum’at (11/03).

 

Menyangkut persoalan BOPTN, politisi Fraksi Partai Golkar itu menjelaskan, berdasarkan filosofi fungsionalnya rumusan BOPTN bertujuan untuk mengurangi uang kuliah tunggal (UKT), dan dalam implementasinya harus secara real sehingga hasilnya benar-benar bisa dirasakan oleh para mahasiswa. Namun prakteknya masih ada kejanggalan,  yakni di satu sisi ada Perguruan Tinggi yang sudah mengurangi UKT nya,  tapi di sisi lain dampaknya tidak dapat dirasakan oleh mahasiswa di perguruan tinggi tersebut.

 

 “ Komisi X sepakat, untuk anggaran tahun ini minimal harus sama besaran jumlahnya dengan tahun sebelumnya. Dan dengan munculnya berbagai perguruan tinggi negeri baru, harusnya anggaran BOPTN yang baru itu juga ditingkatkan, dan pengalokasian dananya harus dilakukankan secara adil dan berimbang,” tutur dia.

 

Dewan  juga berharap dengan APBNP dana itu bisa tertutupi, sehingga UKT untuk para mahasiswa tidak mengalami pengurangan. Selain itu didalam BOPTN juga terkandung besaran senilai 30 persen yang bisa digunakan untuk ranah penelitian, termasuk juga oleh perguruan  tinggi swasta. Oleh sebab itu  bila jumlah anggarannya turun, maka bisa berpengaruh terhadap semangat para dosen untuk melakukan penelitian.

 

“Kita ingin Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat berjalan secara seimbang. Dan bagi para dosen muda akan kita tingkatkan juga kwalitasnya,  sehingga mereka akan bisa secara bersama-sama mengangkat derajat perguruan tinggi itu untuk semakin baik kelasnya,” ujar Mujib.

 

“Komisi X juga akan berupaya agar formula tentang BOPTN akan terus diperbaharui setiap tahun, dan dapat memberi hasil secara nyata dalam mengurangi uang kuliah tunggal  para mahasiswa,” lanjut politisi Golkar Dapil Jateng I tersebut. (dep,mp) foto : ryan/parle/hr.

BERITA TERKAIT
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...